Jumat, 14 Oktober 2011

CATATAN MALAM SABTU

Sepenuh syukur saya panjatkan ke hadirat Allah swt. Entah mengapa, saya merasa begitu bahagia malam ini. Mungkin, karena bisa nge-blog lagi, setelah sekian lama tidak menjangkau media berbagi ini.

Banyak hal terjadi selama satu tahun ini. Oh, bukan. Bahkan mungkin 1,5 tahun. Sangat lama. Cerita tentang perkuliahan, belum pernah saya kisahkan. Ya, sejak September 2010 yang lalu, saya kuliah lagi di STAIN Purwokerto. Gedungnya sudah tambah megah, program perkuliahan semakin banyak dan cuantik, dosennya tambah sip-sip, dan yang pasti, biaya tentu semakin mahal. Hehehe

Saya bersyukur, bisa mengenyam pendidikan kembali. Barangkali, teman-teman yang melihat aktivitas saya sekarang, heran. Bagaimana mungkin, dengan kegiatan yang padat (sebenarnya bukan padat, tapi sering bolak-balik saja. hehehe), saya masih bisa bilang 'sangat bahagia'.

Bayangkan saja, teman-teman. Senin-Rabu, saya full ngajar di SD. Kamis, hanya sampai jam 9 saya mengajar. Lalu cabut ke STAIN Purwokerto, yang jarak tempuh dengan kendaraan umum sekitar 3-4 jam. Lalu kuliah sampai malam. Jum'at pagi, saya sengaja mengosongkan jam mengajar di sekolah, karena Jum'at sore masih ada kuliah. Sekedar dengan pertimbangan untuk efektifitas waktu saja. Bolak-balik 6-8 jam, bukankah itu cukup menguras tenaga? Setengah hari Jum'at itu, saya manfaatkan untuk bercengkrama dengan putri tersayangku (Azzahrotu Labibah; 22 bulan). Selepas Jum'at, berangkat ke STAIN Purwokerto lagi. Kuliah lagi sampai malam (sekitar jam 20.30 selesai). Lalu istirahat. Sabtu, jam 02.30, harus sudah ada di pinggir jalan raya menunggu bus yang akan mengantar ke tempat kerja. Bila agak siang sedikit saja, maka bisa dipastikan, akan semakin siang saya sampai di sekolah. Alhamdulillah, teman-teman kerja menyadari keadaan saya ini. Mereka maklum. Tapi yo moso, telat kok jadi kebiasaan. Ga enak juga lama-lama. Sabtu sore (sekitar jam 14.00), saya pulang ke rumah di Pekuncen. Bermalam minggu di rumah (meski kadang-kadang lembur di sekolah juga; artinya ga mudik), lalu Ahad pagi sampai siang, saya berkesempatan liburan penuh dengan anak dan suami. Ahad selepas dzuhur, saya kembali ke tempat kerja (dengan pertimbangan, agar Senin pagi tidak gugup). Demikianlah siklus setiap minggunya. Dan itu sudah berjalan berbulan-bulan, dan saya menikmatinya, dan Allah membukakan satu demi satu pintu keindahan dibalik kepayahan tersebut yang selama ini saya tidak menyadarinya.

Semua sudah ada jalurnya masing-masing. Pada kuliah yang tadi sore saya ikuti, ada satu kata kunci tentang RIZKI. Bahwa dalam Bahasa Arab, kata RIZKI ditulis dalam tiga huruf (Ra Za dan Qof). Ditransliterasikan: R Z K. Ternyata, RZK itu bukan tanpa makna. RZK memiliki makna ganda. Bisa berarti Rezeki, bisa juga berarti Reziko. Nah, jadi, dalam setiap rezeki yang kita terima, bukan semata-mata mengandung unsur kesenangan belaka. Namun, ada reziko juga di dalamnya. Ini artinya, kita diajarkan untuk berlaku sewajarnya saja (tiba tengah; orang jawa bilang). Senang ya sewajarnya. Karena, kesenangan itu pastilah untuk membeli sesuatu yang mungkin tidak menyenangkan dibaliknya. Namun, sedih pun juga sewajarnya saja. Karena, dibalik kesedihan itu, pasti ada hikmah besar yang sering kita itu tidak tahu. Lho, lho, kok jadi nglantur.

Pokoknya, malam ini, saya bahagia bisa menulis lagi. Bisa berbagi lagi. Mudah-mudahan, ke depan, bisa lebih teratur menulis. Bisa menjadi penulis (karena kata pak Misbah barusan, seorang guru itu harus terbiasa menulis). Bisa menjadi peneliti (karena kata pak Sony kemarin, guru itu hendaknya piawai meneliti. Bukankah banyak permasalahan pendidikan yang harus dipecahkan???). Bisa menjadi manusia yang luar biasa (demikian kata pak Ridwan). Bisa menjadi guru yang benar-benar berkepribadian (demikian pak Nurfuadi dan pak Asdlori ngendika). Bisa menjadi sosok yang menghargai dan memanusiakan yang lain selayaknya (demikian pak Toifur mewasiatkan). Wah, pokoknya, kuliah S-1 ini, luar biasa, yah. Lebih banyak tantangan. Lebih banyak kesempatan untuk berkembang. Tinggal bagaimana memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada. Dan, besok pagi, jam 02.30, harus sudah di pinggir jalan raya, menunggu bus yang akan mengantarku ke tempat kerja. SEMANGAT! BISMILLAH!