Senin, 17 November 2008

NOW OR NEVER

Saya berdiri dalam ruang yang di atasnya atap begitu luas menaungi dan kakiku menjejak hamparan yang seolah tanpa batas.

Di sekeliling saya, manusia-manusia pilihan meniupkan ruh-ruh kreativitas agar saya produktif berkarya.

Saya sangat berterima kasih dengan kondisi yang sangat menguntungkan ini. Tapi akhirnya saya sadar, keberadaaan mereka tak cukup memecut semangatku, tak mampu membuatku semakin produktif.

Itu semua, sebab saya masih bergantung!

Berkarya hanya saat diminta, berkreasi hanya bila dipaksa. Ah, kapan mandirinya?

Bayangkan kekonyolan ini!

Untuk membuat judul saja, harus berkonsultasi sana-sini. Minta tips ini itu. Parahnya, minta diberi alternatif judul karya. Payah!

Kapan mandirinya?

Dan saat 'relasi' tersebar di mana-mana, saat 'ilmu' terkumpul, ternyata itu tak juga cukup membuatku produktif berkarya dengan penuh semangat.

Ternyata, faktornya bukan pada manusia-manusia pilihan dengan segudang tips, contoh karya, dan semangat yang terus menerus ditransfer ke dalam jiwa saya.

Faktornya bukan mereka, tetapi SAYA.

Saya yang lebih bertanggung jawab pada akan lahir atau tidaknya sebuah karya. Saya yang bertanggung jawab pada bagus atau tidaknya karya yang saya hasilkan. Saya yang bertanggung jawab, bukan mereka yang harus terus menerus mengawal saya.

Sungguh, tanpa saya sadari, ternyata saya terjebak lagi dalam ketergantungan tanpa alasan seperti saat itu. Sedikit-sedikit minta pertimbangan teman mengenai sebuah persoalan: Bagaimanakah sebaiknya?

Dan ternyata, itu sama sekali bukan hal yang pantas dilestarikan. Sebab masalahnya bukan mereka, tetapi SAYA.

Maka, sedikit demi sedikit, saya kurangi intensitas komunikasi dengan manusia-manusia pilihan ini. Mereka juga terlalu sibuk, tak mungkin mengawal saya terus menerus.

Ah, siapa sih saya, kok bisa-bisanya berharap terus menerus mendapat apresiasi atas apapun yang saya lontarkan?

Ada atau tidak adanya saya, tidak akan berpengaruh pada produktifitas mereka. Maka seharusnya, demikian juga saya.

Jangan! Jangan lagi bergantung pada keberadaan mereka. Mereka (manusia-manusi pilihan itu), tak akan cukup waktu 'mengurus' saya. Maka saatnya tak lagi bergantung pada yang lain.

Bangkitlah! Berdirilah! Berkaryalah!

Itulah sebaik-baik hadiah untuk mereka, atas andil mereka dalam menanamkan ghirah berkarya dalam jiwa saya.

Sekarang berkarya, atau tidak sama sekali!

Thanks to: mas ave, kang ipunk, lintang alit, kang nasspur, mbak afra, ka' dody, mbak win, devi banjar, mas nanang, dan seluruh manusia-manusia pilihan yang tak dapat saya sebutkan satu demi satu.

Tidak ada komentar: