Kamis, 13 November 2008

Sebab Seorang Kakek

Setelah sekian lama tak menjejakkan ide di mimpisyurga, saat ini saya ingin MENULIS.

Saya awali tulisan ini dengan LAPORAN PERJALANAN. hehehe....

Tadi saat saya pulang dari Bank Rakyat Indonesia, di daerah Parakansingjang, naiklah seorang kakek tua. (ya iya, lah...namanya kakek ya tua... :-) )

Sang kakek, seperti halnya kakek yang lain, tampil begitu bersahaja. Aroma tanah tercium dari tubuhnya. Wajahnya penuh kerut merut beban hidup, dan pakaiannya berkerut di sana-sini.

Tiba-tiba saya terpikir, apakah kakek yang akan mendampingi sisa hidupku kelak; saat saya telah menjadi nenek tua; juga harus serupa itu? Tak bolehkah, kakek pendampingku kelak, tampil lebih rapi dan wangi? Tapi kayaknya emang lucu, yah, ada kakek, pakaiannya 'njithit', dengan parfum paris yang menggoda. Aha, ya tak terlalu begitu, lah.... Nanti malah dikira kakek ganjen, lagi. Repot juga....

Whaduh, sebenarnya mau ngomong apaan si??

Jadi gini, saat ini, saya dalam proses menjadi seorang istri. (ehm). Doakan ya, agar proses ini lancar, bebas hambatan seperti mobil melaju kencang di jalan tol. (Aamiin)

Belum lagi menikah, saya sudah terpikir akan hal itu. Bagaimanakah bila kelak telah menjadi kakek nenek? Akankah tetap semesra saat-saat ini? Akankah tetap serapi saat ini penampilannya? Akahkah tetap seindah saat ini setiap pertemuannya?

Maka kekuatan niat yang suci lagi lurus, mudah-mudahan menjadi jawab dari semua pertanyaan itu. Bila menikah diniati untuk ibadah, maka insya Allah, segala hal yang menjadi bumbu pernikahan kelak, akan menambah indahnya ikatan pernikahan. Konflik yang terjadi adalah bumbu yang sedap agar indahnya romantika pernikahan lebih terasa. Kulit yang berkerut merut, tak akan menjadi soal, sebab pengabdian pada Allah lah orientasi dari pernikahan yang dibangun. Ketiadaan harta bukan halangan untuk bersedekah, anak-anak (yang katanya) rewel, bukan menjadi alasan untuk marah-marah, tapi menjadi cambuk untuk lebih mengoreksi pola asuh dan pendidikan yang kita berikan. Dan sebagainya. Dan seterusnya.

Menikah? Aha, memimpikan saja rasanya indah sekali. Mudah-mudahan seindah kenyataannya nanti. Saat ini, saya sedang bersiap diri menyongsong saat (yang dalam benakku) yang sangat indah itu. Mohon doanya, agar semua berjalan sesuai rencana. Aamiin

Tidak ada komentar: