Senin, 26 Mei 2008

PERSAHABATAN DAN CINTA

Siang ini panas sekali. Saya mampir ke warnet. Ada perlu ke sebuah tempat, jadi saya sempatin mampir ke sini. Untunglah, saya membawa buku catatan yang telah terisi coretan beberapa waktu yang lalu. Alhamdulillah, akhirnya bisa posting tulisan, meski sederhana, dan mungkin, bagi sebagian sidang pembaca, dinilai tak mutu sama sekali. Tak masalah. Kata temenku, sekarang yang penting tulis dulu, jangan berpikir bagus atau tidak, bermutu atau tak laku. Tulis dan tulis dulu, maka mutu akan mengikuti dengan sendirinya, Insya ALLOH.

So, selamat membaca!

Untuk seseorang yang jauh di seberang lautan sana....

Sahabatku, mungkin kamu benar, sewaktu menyatakan bahwa: "Persahabatan seringkali berakhir dengan percintaan, tapi tidak berlaku sebaliknya"

Mungkin, kini saya merasakannya. Susah payah saya menjaga rasa ini, agar persahabatan yang terjalin, tak perlu berkembang dalam wujud lain. Tapi ternyata itu tak mudah.

Lalu, saat cinta itu tak berbunga, susah payah saya menjaga ikatannya, agar tak perlu ada luka demi luka yang merongrong sebuah keadilan dalam berinteraksi dengan sesama. Dan lagi-lagi, saya letih menegakkan teori ini, karena memang hal itu lebih sulit dari yang pertama tadi.

Manusia biasa hanya tahu, tak perlu sama sekali ada cerita setelah sebuah kisah cinta itu usai. Tapi apakah benar-benar harus begitu? Tak bolehkah tetap ada cerita, dalam bingkai cerita persahabatan yang lebih tulus? Entahlah.

Barangkali juga, apa yang disarankan oleh salah seorang sahabatku yang jauh di sana, ada benarnya juga: sudahlah, sekarang, jalani saja rel kehidupan ini dengan sebaik-baiknya, semaksimal yang kita bisa. Akhir dari seluruh cerita hidup ini, sungguh merupakan misteri, dan sebuah kejutan menanti kita di suatu bentangan masa yang pasti akan menghampiri.

Sungguh, betapa tipisnya batas antara persahabatan dan percintaan. Berperan sebagai sahabat dan kekasih, ibarat berjalan di tanah perbatasan.

Entahlah. Saya tak tahu.

Tidak ada komentar: